Invalid Date
Dilihat 1.451 kali
Karya Abadi- Fenomena El Nino memberikan dampak kemarau yang berkepanjangan. Mengutip laman resmi BMKG, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah Perubahan suhu ini akan menyebabkan pergeseran angin dan arus laut. Akibatnya, pola cuaca secara global berubah.
Di indonesia sendiri memberikan dampak lebih kering dengan curah hujan yang sangat rendah. Beberapa daerah diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami kekeringan yang ekstrem. Daerah tersebut meliputi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung. Seluruh Pulau Jawa, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, hingga Sulawesi Tenggara.
Namun demikian kabar baiknya adalah melansir laman resmi BMKG bmkg.go.id bahwa musim kemarau segera berakhir dan akan memasuki musim penghujan di awal november ini yang mana Puncak Musim Hujan 2023/2024 di Indonesia sebagian besar wilayah diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024 yaitu seluas 786.679 km2 (41,08%). Apabila dibandingkan dengan normal puncak musim hujan, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami Puncak Musim Hujan 2023/2024 sama terhadap normal yaitu seluas 829.564 km2 (43,32%), sedangkan wilayah lainnya mengalami mundur terhadap normal yaitu seluas 675.031 km2 (35,25%) dan maju terhadap normal yaitu seluas 410.529 km2 (21,44%). Durasi Musim Hujan 2023/2024 di sebagian besar wilayah diprakirakan terjadi selama 10 hingga 24 dasarian yaitu seluas 829.408 km2 (43,31%), Jika dibandingkan terhadap normal durasi musim hujan, Durasi Musim Hujan 2023/2024 di sebagian besar daerah diprakirakan lebih pendek terhadap normal yaitu seluas 897.538 km2 (46,87%), sedangkan wilayah lainnya diprakirakan lebih panjang terhadap normal yaitu seluas 244.818 km2 (12,78%) dan sama terhadap normalnya yaitu seluas 97.610 km2 (5,10%).
Dalam memasuki musim peralihan masyarakat diminta waspada akan bahaya banjir, longsor dan dan angin kencang yang mengintai. Selain kepada masyarakat, Dwikorita juga meminta kementerian/lembaga, pemeritah daerah, dan institusi terkait untuk melakukan langkah mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami Sifat Musim Hujan Atas Normal (lebih basah dibanding biasanya). Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor.
Bagikan:
Desa Karya Abadi
Kecamatan Taopa
Kabupaten Parigi Moutong
Provinsi Sulawesi Tengah
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini