Karya Abadi 25 Oktober 2022

Kasus gagal ginjal akut pada anak terus bertambah, kementerian kesehatan mencatat hingga  24 Oktober 2022 sudah tercatat 245 kasus gagal Ginjal Akut  Progresif Atpikal  (GAPPA) di Indonesia dengan tingat kematian telah mencapai 141 . Kemenkes juga melaporkan bahwa mayoritas pasien yang terserang oleh penyakit ini adalah golongan anak-anak dengan pasien paling banyak bayi dibawah lima tahun (Balita). 

Kemenkes telah merilis daerah-daerah dengan kasus gagal ginjal akut:

DKI Jakarta: 55 kasus, Jawa Barat: 34 kasus, Aceh: 28 kasus, Jawa Timur: 27 kasus, Sumatera Barat: 17 kasus, Bali: 15 kasus, Banten: 12 kasus, Sumatera Utara: 12 kasus, Sulawesi Selatan: 8 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta: 6 kasus, Jawa Tengah: 5 kasusJambi: 4 kasus, Kalimantan Selatan: 3 kasus, Kepulauan Riau: 3 kasus, Nusa Tenggara Barat: 2 kasus, Lampung: 2 kasus, Sulawesi Tenggara: 2 kasus, Nusa Tenggara Timur: 2 kasus, Gorontalo: 1 kasus, Sulawesi Utara: 1 kasus, Kepulauan Bangka Belitung: 1 kasus, Papua: 1 kasus, Sumatera Selatan: 1 kasus, Bengkulu: 1 kasus, Kalimantan Utara: 1 kasus, Kalimantan Tengah: 1 kasus.

Dari daerah-daerah yang telah dirilis oleh kemenkes Sulawesi Tengah belum ada dalam daftar yang mengalami kasus Gagal Ginjal Akut Progresif Atpikal, Meski demikian tentu kita harus tetap waspada dengan cara mengenali gejala awal yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Gejala paling umum yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut adalah frekuensi buang air kecil  anak yang berkurang secara drastis atau kesulitan dalam buang air kecil. 

Kemenkes juga telah menghimbau agar sementara anak tidak diberi obat yang berbentuk sirup yang diduga menjadi pemicu penyakit tersebut sebab hingga hari ini pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih terus menyelidiki obat-obat yang diduga menjadi biang keroknya.